•23.52
CINTA YANG MEMBEBASKAN
Tanya: Saya sudah berpacaran selama hampir satu tahun, bahkan keluarga sudah mendesak untuk segera menikah. Saya masih bingung karena saya merasa belum menemukan kecocokan. Pacar saya sangat egois dan membatasi saya. Semua yang saya dilakukan dikontrol dan diawasi dan harus seijin dia. Saya pernah protes mengenai hal ini, namun alasannya semua itu demi kebaikan saya dan karena dia sangat mencintai saya. Jujur saja saya tidak suka dan tidak nyaman dengan sikapnya yang mengekang saya. Saya pernah minta putus namun pihak keluarga yang keberatan dan meminta tetap mempertahankan hubungan saya. Saya tidak mau salah pilih pasangan, namun juga didesak waktu untuk segera mengambil keputusan. Bagaimana sebaiknya?
Tanya: Saya sudah berpacaran selama hampir satu tahun, bahkan keluarga sudah mendesak untuk segera menikah. Saya masih bingung karena saya merasa belum menemukan kecocokan. Pacar saya sangat egois dan membatasi saya. Semua yang saya dilakukan dikontrol dan diawasi dan harus seijin dia. Saya pernah protes mengenai hal ini, namun alasannya semua itu demi kebaikan saya dan karena dia sangat mencintai saya. Jujur saja saya tidak suka dan tidak nyaman dengan sikapnya yang mengekang saya. Saya pernah minta putus namun pihak keluarga yang keberatan dan meminta tetap mempertahankan hubungan saya. Saya tidak mau salah pilih pasangan, namun juga didesak waktu untuk segera mengambil keputusan. Bagaimana sebaiknya?
- Lentera Hati Jawab: Pada prinsipnya setiap orang memiliki kebebasan, khususnya bebas memilih yang terbaik untuk dirinya sendiri. Wajar jika anda merasa tidak nyaman karena ada pihak lain yang mengintervensi kebebasan anda walaupun itu pacar anda sendiri. Perasaan tidak nyaman adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang mengancam diri anda sehingga anda merasa tidak aman dan nyaman di dekat pacar anda. Banyak orang sering menganggap enteng perasaan semacam ini dan mencoba membenarkan diri dengan alasan “cinta”, atau mengalah untuk orang yang dicintai. Persoalannya sekarang ada pihak lain lagi yang ikut mengintervensi, yakni keluarga sehingga anda pun semakin kehilangan kebebasan dan individualitas. Oleh sebab itu sebaiknya singkirkan dulu kepentingan keluarga sehingga anda bisa bersikap mandiri dan obyektif dalam mengambil keputusan. Apa pun yang anda putuskan, anda sendirilah yang akan mengambil risiko dan mempertanggungjawabkannya.
Apalagi ini menyangkut keputusan yang sangat penting dalam hidup anda, yakni memilih pasangan hidup. Saya akan memberikan beberapa pertimbangan yang mungkin bisa membantu anda dalam mengambil keputusan. Senin pukul 23:43 · · 6 - Lentera Hati Kemampuan mencintai orang lain mensyaratkan kematangan dan kedewasaan secara emosional. Salah satu ciri utama orang dewasa adalah bisa mengutamakan orang lain dan menyingkirkan kepentingan pribadi. Sebaliknya, orang yang secara emosional belum dewasa ( walaupun usia cukup, pendidikan tinggi, punya jabatan, dll) bercirikan masih membawa sifat kekanak-kanakan yang egois, mau menang sendiri, posesif, singkatnya semua diukur semata demi kepentingan diri sendiri. Tidak berlebihan bila dikatakan mencintai berarti kemampuan untuk mengorbankan diri, artinya membuang segala kepentingan egoisme, dan semata mementingkan yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Cinta yang dewasa selalu membebaskan orang yang dicintai agar tumbuh menjadi dirinya sendiri. Segala bentuk egoisme seperti mengatur, mengontrol, mengawasi, jelas bertentangan dengan hakekat cinta yang membebaskan.Senin pukul 23:43 · · 4
- Lentera Hati Sisi lain dari cinta yang dewasa adalah keberanian untuk mengambil risiko mencintai. Artinya, dengan kebebasan yang diberikannya ada risiko orang yang dicintai akan melukai, mengkianati, dan menolaknya. Orang yang dewasa tidak peduli dengan risiko tersebut, tak perlu membuat pertahanan diri. Namun harus diingat, ia juga tetap memiliki kebebasan apakah mau terus mencintai dan memutuskannya. Oleh sebab itu, berani mencintai berarti juga berani dilukai. Berani mencintai juga berarti siap untuk memutuskan atau diputuskan. Tak ada yang bisa memaksakan kehendak. Setiap orang adalah individu yang diciptakan dengan kebebasan. Bahkan orang yang sudah mengikatkan diri dalam perkawinan, yang dilindungi secara hukum, tetap saja memiliki kebebasan untuk melanjutkan atau menghentikan hubungannya, tentu saja dengan konsekuensi yang ditimbulkannya.Senin pukul 23:43 · · 4
- Lentera Hati Pertimbangan lain adalah karakter atau sikap seseorang tidak mudah diubah karena sudah terbentuk sejak masa kanak-kanak. Jangan pernah berpikir bahwa pacar anda akan berubah sikap jika sudah menikah nanti. Lebih baik anda berpikir realistis, apakah anda bisa hidup dengan orang yang memiliki karakter seperti itu. Di samping perkawinan tidak akan mengubah watak orang, anda juga tidak bisa ( dan tidak berhak) mengubah watak orang lain. Sekali lagi, dalam hal memilih pasangan hidup, anda memiliki kebebasan penuh untuk mengambil keputusan. Perasaan-perasaan seperti ‘kasihan”, “tidak enak”,”sungkan”, “takut”, dll seharusnya disingkirkan dahulu, sehingga anda memiliki pertimbangan yang jernih. Jangan lupa berdoa mohon petunjuk Yang Maha Kuasa.
Ada pendapat Lain?Senin pukul 23:44 · · 7 - Lyn Nda mgkn bs d rubah skp nya wlu mempunyai watak yg berbeda asal mempunyai visi dan keinginan yg samaSelasa pukul 0:03 · · 1
- Dedeh Karawang Dedeh cinta itu jng trlalu di kekang atw di curigai..karna smakin dia di kekang cinta itu smakin mnjauh...
Cinta brpikiran dewasa akan tumbuh meskipun tdk saling berhadapan..
Karna satu kepercayaan maka cinta akan terasa indah..
Selasa pukul 0:04 · · 2 - امئناة شتئا نئغروم Ketidakseimbangan( tidak sekufu) tidak menjadi penghalang seseoarang untuk lebih memahami pasangannya daripada yang sepadan dengannya.
Orang biasanya merasa nyaman dengan orang lain karena perasaan dan karakternya,bukan karena wawasan atau pendidikannya.
Karena kebahagiaan rumah tgg di mulai sebelum menikah dan khitbah. Sejak awal memilih,kebahagiaan atau sebaliknya telah di mulai.
Sejak memilih,segala hal yang akan terjadi bisa teridentifikasi.Selasa pukul 0:44 · · 3
0 komentar: