Mawaddah Wa Imkanmengirim keLentera Hati
Jika kau ingin tau siapa sebenarnya aku...
Kan kutulis deretan nokhta hitam di dindingmu...
Akau hanyalah bunga liar di kolong langit..
Ibuku bumi dan ayahku langit..
Dahan,ranting,dan tangkaiku terbelit semak belukar..
Merekalah yg melindungi aku dr tangan tangan tak bermoral...
Akarku kuat menghujam bumi..
Karena bumilah aku dapat tumbuh dengan tegar...
Langit menaungiku dengan ikhlashnya..
Dia memberi semangat dan berkata" dirimu tak sendiri,ada aku bersama mu "
dan lihatlah sekali lagi...
Ternyata aku bykan siapa-siapa tanpa angin dan hujan...
Angin menerpaku dalam lembutnya...
Hujan membasahi aku di kala debu menempel dan mengotori dahn,ranting,dan daunku..
Bersama hujan pula aku teteskan airmata...
Diiringi gelegar petir aku menjerit..
Agar dunia tiada tahu akan kesedihanku..
Bersama hujan aku menangis...
Agar dunia tiada tau kemalanganku...
Kini kau tau..
Aku bukanlah siapa siapa.....
Kan kutulis deretan nokhta hitam di dindingmu...
Akau hanyalah bunga liar di kolong langit..
Ibuku bumi dan ayahku langit..
Dahan,ranting,dan tangkaiku terbelit semak belukar..
Merekalah yg melindungi aku dr tangan tangan tak bermoral...
Akarku kuat menghujam bumi..
Karena bumilah aku dapat tumbuh dengan tegar...
Langit menaungiku dengan ikhlashnya..
Dia memberi semangat dan berkata" dirimu tak sendiri,ada aku bersama mu "
dan lihatlah sekali lagi...
Ternyata aku bykan siapa-siapa tanpa angin dan hujan...
Angin menerpaku dalam lembutnya...
Hujan membasahi aku di kala debu menempel dan mengotori dahn,ranting,dan daunku..
Bersama hujan pula aku teteskan airmata...
Diiringi gelegar petir aku menjerit..
Agar dunia tiada tahu akan kesedihanku..
Bersama hujan aku menangis...
Agar dunia tiada tau kemalanganku...
Kini kau tau..
Aku bukanlah siapa siapa.....
·
- Lentera Hatiserambi diam dan bisu
pilar-pilar ragu
pada ranjang
suaramu jadi asing
musim demi musim
memahami takdirku hanya hawa
lemah terselubung arah jemari pada tali
lunglai menggurat syair di kertas merah
entah seletih apa sunyimu
kutulis parasmu di serambi pagi
entah kapan berarti
ilusi puisi menganga di awan
entah kapan jadi jalan
kelasi sendiri dalam badai
jadi sangsi
pada pilar ilahi
kunanti parasmu
di sunyi puisiku1 April pukul 21:44 · · 7
0 komentar: