•22.44
indahnya rembulan
pengembara malam melayang
pada satu musim
dimana terperangkap hujan
lebat,m
enusuk perih kulit
hingga terasa kejantung,
dengan degup yang seakan ingin terhenti meronta roh, berteriak pada nurani
kamu adalah ketegaran
bangun dan bangkitlah...!!!
aku roh kesucian mu
kan selalu hidup abadi berjalanlah bersama ku
sampai tangan-tangan kasih
menyambut mu dengan
kesucian angin berhembus kencang
bangunkan dari keterdiaman
bergegas melenggang
meninggalkan kepedihan,
lebaran-lembaran
kisah duka melangkah bersama fikiran-
fikiran,
mimpi-mimpi tertunda
tentang lautan teduh
yang indah dan damai bersama gelap telusuri jejak
malam
berbekalkan bait-bait kekal
pada kesucian
seperti orang buta berjalan
meraba gelap tanpa cahaya kesendirian yang sunyi,
terpencil aku kesedihan nyata menghela
nafas panjang pada resah
aku tangisan malam, terjaga
saat roh hentakkan jiwa
menuju pada keheningan
dimana kan ditemui ketenangan pada kalimat-kalimat kekal
dengan kesuciannya alunan terkumandangkan lebih
syahdu
dari bait-bait rindu, penuh
rintihan
tangisan kepedihan lembar-lembar kisah pilu telah
hangus terbakar
pada kalimat kesucian yang
nyata kebenarannya
sisakan abu-abu perih
ku raub, ku simpan pada ujung bumi
yang tak dapat terlihat oleh
siapa pun
~Lembut mu bagaikan nyawa~
saat jejak mulai lelah,berbalut
duka lara
berpasrah pada kelam,
terdiam
pada sudut malam
menatap taburan
bintang,
berharap setitik terang
damaikan jiwa kering
kerontang satu cahaya bintang melayang
hadirkan binar,
rasakan damai
lepas dahaga dari kering
meronta itulah cahaya mu, menyentuh
sukma
kau pelita hati, lentera penerang
penghangat jiwa
bagaikan nyawa, dengan
lembut tenangkan hati pada perih
bangkitkan, cairkan
asa yang terkubur beku pada
nisan jiwa kau terangi kembali mimpi sepi
jadi indah
kau buat ku kembali mencinta
yang tiada pernah lagi ku pinta
setelah raga hidup ini serasa
mati, keindahan mu bertaburkan
cahaya damai
hadirkan getaran hingga ke
nadi diantara fajar,senja,bangun dan
tidur
selalu hadir kerinduan pada
bayang nyata mu
senandung rindu kain
menggema, menderu, menggaung cakrawala, seakan
getarkan nirwana
risaukan penghuni alam
gema kerinduan mengalun tiada
henti
bayangmupun resah,gelisah,lelah
terdiam membisu izinkan ku nikmati setitik
cahaya damai mu
izinkan ku menjadi kekasih
dalam bayang nyata mu
walau tiada bisa bersatu, ku
sentuh, ku rengkuh bangkitkan langkah ku
menuju lorong kehidupan
penuh duri
tapaki jejak hingga kaki kuat
berdiri
sampai masa jeda tiba terlelap damai pada
pembaringan abadi
dan kau tetap ku cinta kau
pelita jiwa.
0 komentar: