Kidung Ati :
MENCARI KEBAHAGIAAN
1. Judulnya “Kebahagiaan Tak Bisa Dikejar”. Hal ini jadi mengingatkan
saya pada suatu kalimat “kemanapun kau pergi mencari, kau takkan
menemukannya, karena ia ada dihati—itulah kebahagiaan”.
Pernah jug
a saya membaca buku Jalaluddin Rakhmat yg mengatakan bahwa
2. kebahagiaan adalah suatu pilihan, bukan sesuatu yang datang dari luar begitu saja.
“Benarkah kalimat2 tersebut? Sebelum menjawab hal ini, mari kita
berbicara apakah kebahagiaan dan penderitaan. Jika kita berbicara
masalah kebahagiaan, maka tidak terlepas juga dari kata “penderitaan”,
karena dua kata tersebut berlawanan. Kalau kebahagiaan adalah pilihan,
bagaimana dengan penderitaan..? pasti kita semua menentang sengit jika
ada orang mengatakan bahwa kebahagiaan adalah suatu pilihan, karena
dengan begitu secara tidak langsung juga mengatakan penderitaan (lawan
kebahagiaan) adalah pilihan juga.
Dan saya yakin anda akan berseru :
“Gila, siapa sih yang mau memilih menderita di dunia ini? Bahagia dan
menderita tidak bisa dipilih semua datang kepada kita, diluar kehendak
kita.”
Untuk mengurai hal ini, kita lihat contoh kisah ini. Ada
teman istri saya yang yang tinggal di belakang perumahan elite Raffles
Hills Cibubur, dan setiap hari dia naik angkot persis didepan gerbang
Raffles hills tersebut. Suatu hari, dia naik angkot dan ternyata sopir
angkot itu sudah kerjasama dengan para perampok yg naik angkot tersebut.
Setelah keliling2 tol, dan semua perhiasan serta uang habis, akhirnya
perampok tersebut menuju ke ATM dan memaksanya mengambil seluruh uang di
ATM. Akhirnya semua habis, termasuk uang di ATM dan hanya tersisa “Rp.
20rb untuk ongkos pulang (kata perampok)”. Dan diapun diturunkan di
tengah jalan tol yang sepi dan harus berjalan jauh untuk mendapatkan
angkot.
Apakah dirampok adalah suatu pilihan..? tentu bukan.
Jadi kalimat bahagia dan menderita adalah pilihan adalah salah! Tunggu
dulu.. cerita ini belum selesai hingga disini.
Setelah kejadian
itu, teman istri saya merasa penderitaannya sangat berat. Sesampai
dirumah barulah dia sadar, dia bersyukur hanya uang yang diambil dan
bukan kehormatannya, (mungkin 3 orang perampok itu segan untuk berbuat
jauh karena dia memakai jilbab).
Apa yang dapat ditangkap dari cerita tersebut?
1. Pada awalnya gadis tersebut merasa menderita karena dirampok, tetapi
2. Dia jadi merasa bersyukur/bahagia karena hanya uang yg diambil (bukan kehormatannya).
Pada saat dirampok, nilai perasaan menderita tinggi dan nilai perasaan
bahagia nol. Tetapi beberapa waktu kemudian, nilai perasaan menderita
turun dan nilai perasaan bahagia naik (bahkan lebih tinggi dari nilai
perasaan menderita)
Sekarang kita cermati :
.Dia dirampok –-perampokan—adalah musibah (external condition), sesuatu yg tak bisa dihindari.
.Dia merasa menderita –dan kemudian bahagia—adalah internal condition, pilihan yang dapat dilakukan.
Jadi harus dibedakan antara menderita (subyektif) dan musibah (obyektif).
Kejadian sesuatu, musibah, anugerah adalah takdir dan kondisi external,
sedangkan bagaimana kita menyikapi –bersyukur, bahagia, mengeluh,
kufur, menggerutu—adalah pilihan kita, karena hal itu menyangkut
bagaimana kita merasakannya—perasaan—.
Jadi, jelaslah bahwa bahagia dan derita melibatkan perasaan yang dapat kita pilih.
Definisi Kebahagian
happymanApakah kebahagiaan itu..? Kenapa kita selalu mencari
kebahagiaan? Sebagian orang berpendapat —juga saya— bahwa kebahagiaan
adalah keadaan hidup dimana semua keinginan kita terpenuhi. Jadi dari
definisi ini, kalau kita ingin bahagia (mengejar kebahagiaan) maka kita
harus bekerja keras untuk memenuhi semua yang kita inginkan. Karena
jaman sekarang semuanya harus pakai uang, maka untuk bahagia kita harus
bekerja keras mengumpulkan uang dahulu untuk mencapai kebahagiaan.
Inilah hedonisme, yang berawal dari pendapat aristoteles.
Dari
jaman dulu, para filusuf besar sudah mencari cara untuk menemukan
kebahagiaan, dan itu menjadi topik utama. Aristoteles berpendapat bahwa
kebahagiaan adalah good birth, good health, good look, good luck, good
reputation, good money, and goodness.
Wah kalau menuruti definisi ini maka :
· Saya sulit untuk bahagia karena muka saya bad look.
· Kita jauh dari bahagia karena kita kerja di……. (bad money, he..he..he..)
· Kita juga lebih susah lagi bahagia karena di Indonesia orang sering pileren (Bad health).
Coba sekarang kita balik dengan pertanyaan, mengapa kita ingin sehat..?
Mungkin kita akan menjawab –agar bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan
hidup, mengapa kita ingin kerja ? –agar mendapatkan penghasilan (uang),
mengapa kita ingin uang? –agar dapat membeli barang yang kita inginkan
(rumah, mobil, pakaian yang bagus), mengapa kita ingin membeli barang
yang bagus? –agar kita senang dan puas dalam hidup, mengapa kita ingin
senang dan puas? –agar kita bahagia, mengapa kita ingin bahagia?
–agar………
Jelaslah bahwa akhir dari tujuan hidup didunia ini adalah kebahagiaan, bukan..?
Akhirnya, saya jadi sangsi kalau ada orang bilang biar miskin asal
bahagia. Bagaimana bisa bahagia kalau segala kebutuhan serba kekurangan.
Mau makan, enggak selera karena lauk ikan asin. Mau pergi2, males
angkotnya jauh. Mau kondangan, malu karena baju jelek dan enggak enak
sama tetangga karena harus ngutang dulu (belum.. pusing –nyaur
utangnya-). Sesuatu yang naif, kan, jika kebahagian itu tidak
berhubungan dengan uang dijaman sekarang.
Coba kita lebih cermat,
1. Si miskin akan bahagia jika dia tidak punya keinginan yg berlebihan
sehingga semua kebutuhannya jadi tercukupi, (tidak ingin punya sepeda
motor, tidak ingin makan pizza, tidak pengin ngutang, dst).
2.
Semua yang saya sebutkan tadi sebagian besar berhubungan dengan perasaan
bukan (underline word). Jadi mungkin “perasaan kita sajalah yang
membuat kita menderita atau bahagia”.
Ingat, bahagia adalah
perasaan. Dan perasaan itu sesuatu yang membuat kita sering salah. Dan
perasaan itu berasal hati kita yang mudah membalik-balik (itulah mengapa
hati kita disebut qolbu, –asal kata qolaba : membalik).
Pada saat kita merasa bahagia, apakah kita bahagia? Pertanyaan ini mungkin agak sulit dijawab.
Tapi akan saya jawab, pada saat kita merasa bahagia, kita sebenarnya
kehilangan sebagian hakikat kebagiaan itu. Hal ini sama dengan
· pada saat kita merasa ikhlas, kita sebenarnya sedang riya’.
· Pada saat kita merasa khusuk dalam sholat, kita sebenarnya sedang tidak khusuk.
· Pada saat kita merasa rendah hati, kita sebenarnya sedang sombong.
Jadi kebahagiaan itu apa? Dengan susah saya menjawab dengan versi saya
(yang pasti anda semua tidak sepenuhnya setuju), kebahagiaan adalah
keadaan dimana kita tidak memikirkan bahwa kita bahagia, tidak merasa
bahagia, tidak merasa sedih, dan dimana kita merasa senang serta tidak
menginginkan apa-apa. Jadi pada saat bahagia, kita kadang tidak
menyadarinya.
Susah juga ya…..saya juga bingung .
Begini saja gambarannya. Pada saat anda menonton bola, dan kesebelasan
kesayangan anda mencetak gol, sesaat anda akan sangat gembira. Anda
tidak ingat kalo udah mulai mengantuk, anda juga tidak ingin
makan/minum, hanya memelototi bola tersebut. Anda sedang bahagia.
Atau saat anda bertemu kekasih anda, saking senangnya hingga tidak
sadar malam mulai larut, tidak haus walau minuman yang tersedia juga
sudah habis & kerongkongan kering karena ngobrol kesana-kemari,
tiba2 anda lupa waktu sampai diusir hansip. Pada saat itu anda sedang
bahagia.
Tetapi anda menyadari semua hal itu setelah waktu
berlalu, setelah acara bola selesai (baru terasa lapar dan ngantuk),
setelah sampai rumah sehabis bertemu kekasih (baru terasa haus dan
merasa bahwa barusan melewati kebahagiaan).
Jelaslah bahwa
kebahagian sebenarnya bukan hanya datang dari uang or material yang
berlimpah seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Juga tidak seperti
gambarang Aristoteles yang harus mempunyai segalanya untuk bahagia.
Jadi kalau kita berpikir bahwa dengan memiliki uang dan semua yang kita
ingin adalah jalan menuju kebahagiaan, maka kita akan kembali pada
pemikiran jaman Yunani kuno seperti aristoteles.
Kebahagiaan Menurut Islam dan Cara Mencapainya
Mengutip buku Kang Jalal, maka kebahagiaan di dalam Islam sudah
digambarkan dengan jelas dalam Al Qur’an –kata aflaha yang merupakan
derivasi kata falah dan kata tuflihuun menjelaskan dengan jelas arti
bahagia –. Ini bisa kita dapati :
· Bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu berbahagia (2:189)
· Wahai orang2 beriman, janganlah kamu makan riba yang berlipat-lipat
dan bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu berbahagia (3:130)
· Wahai orang-orang yg beriman, bersabarlah, saling menyabarkan dan perkuat persatuanmu supaya kamu berbahagia (3:200)
· Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan carilah
jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan berjuanglah di jalan Allah,
supaya kamu berbahagia (5:35)
· Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah ,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat kebahagiaan (5:90)
· Katakanlah: “Tidak
sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal,
agar kamu mendapat berbahagia” (5:100)
· Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu berbahgia. (7:69)
· Hai orang-orang yang beriman, jika kamu memerangi musuh musuh,
teguhkan hatimu dan berzikirlah kamu kepada Allah sebanyak-banyaknya
supaya kamu bahagia (8:45)
· Hai orang-orang yang beriman,
ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah
kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan (22:77).
·
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
berbahagia (24:31).
· Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu berbahagia (62:10).
Ayat-ayat
tersebut diatas menunjukkan bahwa Islam menerangkan dengan jelas
cara-cara mencapai kebahagiaan. Hanya satu hal yang menyebutkan kita
harus mencari nikmat Allah (rejeki) untuk mecapai kebahagiaan (Surat Al
Jumu’ah : 31).
Jangan lupa, bahwa kita setiap hari 10 kali
diajak untuk mencari dan mencapai kebahagian, yaitu dengan menunaikan
sholat (saat bekumandang azan & iqomah dikumandangkan hayya ‘alas
sholaah, hayya ‘alal falaah). Jadi, mengerjakan sholat akan membuat kita
berbahagia.
Jelaslah sekarang bahwa sebagian besar kebahagiaan
tidak didapat dengan memburu harta dan kekayaan. Tetapi bahagia yang
abadi menurut Islam adalah selalu mengingat Allah dan bertakwa
kepada-Nya.
Kebahagiaan dan Efeknya
Kebahagiaan
membawa dampak psikologis yang sangat besar terhadap kehidupan orang
yang bersangkutan. Seorang yang bahagia, cenderung berpikiran terbuka,
suka menolong, dermawan dan care terhadap orang lain. Orang yang bahagia
juga cenderung ikhlas berkorban untuk orang lain. Itulah yang disebut
altruisme.
Terhadap orang yang anda cintai dan anda berbahagia
dengannya, anda cenderung lebih sabar (walaupun sejatinya anda termasuk
orang pemarah), mau menolong, mau meminjamkan uang (walaupun dengan
begitu anda ngutang ke teman dekat anda).
Jadi jika ada orang
yang sudah kaya, tetapi kikir, berarti dia belum berbahagia (bagaimana
mau bahagia, kalau pikirannya mengejar harta terus..tanpa pernah
bersyukur dan selalu merasa kekurangan).
Jadi menurut gambaran saya, begitulah (apa yang saya tulis diatas) yang dinamakan bahagia.