Bahaya Penyakit Hati Dibandingkan Penyakit Tubuh
Oleh : KIdung Ati
Penyakit-penyakit hati lebih mengganggu dan lebih berbahaya, lebih parah dan lebih buruk daripada penyakit-penyakit tubuh ditinjau dan berbagai segi dan arah. Yang paling
Oleh : KIdung Ati
Penyakit-penyakit hati lebih mengganggu dan lebih berbahaya, lebih parah dan lebih buruk daripada penyakit-penyakit tubuh ditinjau dan berbagai segi dan arah. Yang paling
merugikan dan paling besar bahayanya ialah karena penyakit hati
mendatangkan mudarat atas seseorang dalam agamanya, yaitu modal
kebahagia di dunia dan di akhirat; dan bermudarat bagi akhiratnya, yaitu
tempat kediaman yang baqa, kekal, dan abadi. Adapun penyakit tubuh
tidaklah mendatangkan mudarat atas seseorang kecuali di dunianya yang
fana yang segera sima, serta tubuhnya yang menjadi sasaran penyakit akan
hancur luluh dalam waktu yang cepat. Apalagi penyakit tubuh itu
sebenarnya amat berfaedah bagi seseorang dalam agama dan akhiratnya.
Sebab, Allah Swt. menyediakan pahala yang sangat besar bagi si penderita
sakit, di samping banyak faedah dan manfaat lainnya yang segera ataupun
pada waktu mendatang, sesuai dengan yang disebutkan dalam berbagai ayat
dan hadis tentang pahala yang disediakan pada penyakit dan bencana yang
menimpa tubuh. Kemudian, karena penyakit hati tidak terjangkau secara
indriawi dan tidak menimbulkan rasa sakit, sulitlah ia diketahui dan
ditemukan. Perhatian padanya amat sedikit dan daya upaya untuk
mengobatinya pun lemah sekali, seperti yang disebutkan oleh Imam
Al-Ghazali.rhm, "Penyakit hati itu laksana penyakit sopak (belang) di
wajah seseorang yang tak memiliki cermin. Jika ia diberi tahu orang lain
pun, mungkin ia tak memercayainya. " Selain itu, berbagai azab dan
hukuman yang diancamkan atas diri seseorang sebagai akibat
penyakit-penyakit hati, kelak di akhirat, adalah sesuatu yang sulit
diterima oleh kaum yang lalai. Atau, mereka melihatnya sebagai sesuatu
yang masih lama sekali datangnya. Adakalanya mereka bahkan meragukannya.
(Semoga Allah Swt. melindungi kita darinya.) Atau, berangan-angan akan
diselamatkan darinya dengan berbagai harapan yang menipu, semata-mata
karena terlalu "berani" kepada Allah. Sehingga, timbul khayalan kosong
dengan mengira pasti akan memperoleh ampunan dan keselamatan meski tanpa
berusaha untuk memperolehnya. Disebabkan hal-hal seperti itu, banyak
penyakit hati yang terus tersembunyi, bahkan makin kuat mencengkeram,
sementara orang-orang yang lalai selalu teledor untuk mengobatinya
sehingga makin lama makin sulit diobati. Bahkan, adakalanya seseorang
dari mereka mengetahui bersemayamnya sesuatu penyakit di hatinya, tetapi
ia tak peduli dan tak menghiraukannya. Padahal, sekiranya ia mengetahui
adanya suatu penyakit di tubuhnya ataupun seorang lain memberi tahunya
tentang hal itu, pasti besar sekali perhatian yang ditujukan padanya. Ia
akan menjadi sangat takut, lalu bersungguh-sungguh berdaya upaya untuk
mengobatinya dengan mengerahkan apa Baja yang &pat dilakukannya.
Sebab, seperti yang telah kami sebutkan, penyakit hati itu tak
terjangkau secara indriawi dan tidak ada rasa sakit yang menyertainya
segera. Juga, hukuman-hukuman yang diancamkan terhadap itu tak tampak,
dan kalaupun ada, ia baru akan terwujud kelak setelah mati dan berada di
akhirat. Sedangkan, orang yang lalai menganggap maut dan segala yang
datang sesudahnya sebagai sesuatu yang amat jauh. Padahal, sekiranya
menggunakan akalnya dan keyakinannya, niscaya ia akan mengetahui bahwa
maut adalah suatu perkara gaib yang paling cepat datangnya, seperti
disabdakan oleh Rasulullah Saw. Dan, sebagaimana juga beliau pemah
bersabda, "Surga itu lebih dekat kepada seorang di antara kalian
daripada tali sandalnya." Demikian pula neraka. Penyakit hati sungguh
banyak ragamnya. Yang paling berbahaya dan paling mudarat ialah
kebimbangan dalam agama. (Semoga Allah Swt. melindungi kita darinya.)
Selain itu, lemahnya keimanan kepada Allah, Rasul-Nya, serta kediaman di
akhirat. Juga, sifat riya' (ingin dipuji oleh manusia) dalam perbuatan
kebajikan. Angkuh terhadap hamba-hamba Allah, bakhil, iri hati, dengki,
curang, cinta akan dunia dan sangat ingin mempertahankan nya, panjang
angan-angan (yang menyebabkan selalu menunda tobat), lupa akan maut,
lalai akan akhirat, mengabaikan persiapan untuknya, serta berbagai macam
penyakit hati lainnya. Mengingat bahwa hati manusia tertutup dari
perasaan indriawi, sedangkan penyakit-penyakit hati tidak disertai rasa
sakit yang dapat dijangkau dengan alat-alat lahiriah, wajiblah atas
manusia berakal, yang prihatin akan agamanya serta keselamatan
akhiratnya, untuk sungguh-sungguh berusaha menyelidikinya sehingga ia
dapat segera menangani dan mengobatinya sebelum maut datang mendadak dan
ia pun menuju Tuhannya, laluberhadapan dengan-Nya dengan hati yang
tidak sehat—yang karena itu ia akan merugi, binasa bersama dengan
orang-orang yang binasa lainnya. Wa min Allah at taufiq hidayah wal
inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!
0 komentar: