•07.47
-
- Ingatlah wahai anakku!
jika kelak engkau dalam pencarian hidup, latihlah jiwamu berzikir.
Jangan pernah engkau lalai mengucapkan zikir dalam hatimu,
sekali pun engkau di tengah keramaian, atau didera kesunyian dalam hidup.
Yang membedakan engkau dengan manusia lainnya, bukanlah pakaian, harta, pangkat dan kedudukanmu.
Engkau boleh saja di atas mobil mewah, hidup di dalam istana, atau di tahta kekuasaan.
Namun yang Allah pandang pada dirimu, bukanlah semua itu, karena segala karunia yang engkau peroleh bersumber dari-Nya. Teramat kecil semua itu di mata Allah.
Yang menjadi fokus perhatian Allah adalah hatimu. Keterikatan hatimu pada-Nya.
Begitu pula, jangan pernah engkau ingkar atas nikmat Allah. Allah berulangkali
Menekankan kepadamu. Bahkan mungkin bertanya dengan gugatan :
Nikmat apalagi yang engkau dustakan!!!
Nikmat apalagi yang engkau dustakan.!!!
Nikmat apalagi yang engkau dustakan!!!
Suara itu menggema, berulang-ulang terdengar !!!
Engkau mendengarnya, namun engkau belum paham semua itu.
Tapi suatu waktu ketika engkau telah beranjak dewasa, sesuai perkembangan jiwamu,
engkau memaknai apa yang pernah engkau dengar.
Begitu pula wahai anakku, janganlah engkau bersedih atas cobaan Allah.
Jika Allah ingin mengangkat derajat seseorang, Allah pasti memberikan beban kepada-Nya.
Karena itu, jika suatu waktu, engkau dilanda cobaan, kekurangan harta, sakit, dan berbagai masalah lainnya,
Ingatlah masa kanak-kanakmu.
Ingatlah saat engkau bermain ayunan. Maknai dan renungilah ayunan itu.
Jika ayunan itu tidak diberikan beban di sebelahnya,
tentu engkau tidak akan terangkat ke atas. Begitu pula posisi derajatmu.
Agar derajatmu ditinggikan, engkau perlu diberi beban, Nabi dan para wali telah menjalani semua itu.
Karena, janganlah pernah bersedih, berprasangka buruk,
apalagi berputus asa dari karunia Allah!!!.
Allah tidak pernah menganiayamu, kecuali engkau sendiri yang menganiaya dirimu.
Terima kasih wahai anakku.
Semua ini kutitipkan melalui tulisan, karena waktu adalah misteri bagiku.
Aku tidak mengetahui sebarapa lama lagi usiaku ini.
Salam dari Ayahmu
0 komentar: