Free Automatic Backlink

Free Automatic Backlink for Blog and Website This is a free, fast, and simple immediate automatic backlinks for optimizing your web page on search engines result. Welcome to Backlink Lists | Free Automatic backlinks Exchanges a free automatic backlinks generator service, free auto backlinks this website offer free auto backlinks service for blogger or web owner who want to get instant backlink for their blog or websites. We know how important is SEO to increase traffic, pagerank, and alexa rank.
LENTERA HATI MENATA HATI Link Exchange/Tukar Link.

Author: Unknown
•17.51
Author: Unknown
•04.44

Author: Unknown
•04.41


Bismillahirrahmanirrahim

“ Wal ‘Asr, Innal Insana lafi husr. Illalladzina amanu wa ‘amilusalihati WATAWASOU BIL HAQQI WA TAWASOU BISSOBR”




Wahai Istriku….

Marilah kita ta’aruf lebih dalam lagi, agar kita mengenal lebih jauh tentang diri kita masing-masing. Engkau adalah wanita yang dipilih oleh Allah untuk mendampingiku, tidak ada paksaan dari siapapun dan pihak manapun. Kita sama-sama punya komitmen saling percaya, mengiklaskan diri kita masing-masing untuk menjalin ikatan suci yang disebutkan oleh Al-Qur’an sebagai “mitsaqan ghalidza”. Walaupun sebelumnya kita tidak mengenal jauh tentang pribadi masing-masing, namun aku begitu yakin bahwa Allah yang menaqdirkan kita untuk bertemu dan sama-sama bersepakat menuju pelaminan dengan niat yang sama, yaitu menikah dengan motivasi beribadah. Maka engkau memahami bahwa cinta kita “terbingkai” dalam agama, sehingga segala perbedaan tak lagi bermakna. Apapun resikonya dalam pelaksanaan ibadah, tetap akan kita jalani dengan penuh sabar dan tawakal kepada Allah, sampai kita bertemu dengan-Nya dalam keadaan tersenyum. “Fa’bud Rabbaka hatta ya’tiyakal yakin”.




Wahai Istriku…..

Ijinkanlah aku berkata kepadamu untuk menyingkap tabir di balik pernikahan kita. Bahwa lelaki yang menikahimu: Tidaklah setampan Yusuf, tidaklah segagah Musa. Tidaklah setaat Ibrahim, tidak pula setabah Ayyub. Apalagi secerdas Muhammad. Tetapi ia hanyalah laki-laki akhir zaman yang ingin memperbaiki diri untuk menjadi shalih, serta mendamba pada Allah semoga Ia menganugerahkan mujahid dakwah yang “tercipta” dari rahim-mu. Aku adalah pria yang tiada sempurna, sehingga aku merasa sempurna ketika Allah menakdirkan engkau hadir dalam kehidupanku, untuk selalu setia di sampingku saat senang maupun susah.




Wahai Istriku…..

Pernikahan ini mengajarkan kita tanggung jawab bersama. Apabila dibuat perumpamaan mungkin seperti ini:




Jika aku menjadi rumah, engkaulah penghuninya. Jika aku nahkoda kapal, engkaulah pembaca petanya. Jika aku bagai anak kecil yang nakal, engkaulah penuntun kenakalannya. Saat aku menjadi Raja, nikmatilah anggur singgasananya. Seketika aku menjadi “bisa”, engkaulah penawar racunnya. Seandainya aku sedang marah, maka bersabarlah saat memperingatkan.

Engkau tentu tahu, bahwa perrnikahan ini menyadarkan kita akan perlunya iman dan takwa, untuk bersama meniti sabar dalam mencari ridha-Nya…




Wahai Istriku……

Engkau wanita yang dipilih oleh Allah untuk mendampingiku. Ijinkanlah aku berkata kepadamu untuk menyingkap tabir pernikahan ini, aku tidak bermaksud menyinggungmu, apalagi menyakitimu. Tidak…, bukan itu maksudku. Aku ingin kita sama – sama memahami kekurangan dan kelemahan kita dihadapan Allah. Wahai istriku, engkau tentu menyadari bahwa:




Engkau tidaklah selembut Zulaikha, tidak pula sesantun Aisyah,tidaklah setakwa Maryam, tidak pula setabah Fathimah, apalagi semulia Khadijah. Akan tetapi engkau adalah perempuan akhir zaman yang ingin memperbaiki diri, untuk belajar menjadi seorang wanita shalihah, mendamba generasi shalihah yang “tercipta” dari rahim-mu. Engkau adalah wanita yang tidak sempurna, sehingga kau merasa sempurna ketika Allah menakdirkan aku hadir dalam kehidupanmu, untuk selalu setia menemanimu saat senang maupun susah…

Wahai Istriku....

Pernikahan ini mengajarkan kita kewajiban bersama, bila dibuat perumpamaan yang lain mungkin seperti ini:




Jika kau menjadi tanah, akulah langit penaungnya. Jika kau ladang tanaman, akulah pagar penjaganya. Jika kau adalah murid, akulah pembimbingnya. Jika kau bagaikan anak kecil, akulah tempat bermanjanya. Saat kau menjadi madu, aku akan meneguk sepuasnya. Seketika kau menjadi racun, akulah penawar “bisa”-nya. Seandainya kau tulang yang bengkok, maka aku berusaha lemah lembut saat meluruskannya. Wahai istriku, pernikahan ini menyadarkan kita akan perlunya iman dan takwa, untuk bersama meniti sabar dalam menggapai ridhaNya…




Wahai Istriku….

Engkau tahu, rumah tangga itu bagaikan sebuah bahtera. Bahtera yang bersandar di pelabuhan itu memang aman dan nyaman, namun bukanlah itu tujuan dibuatnya bahtera, ia akan berlayar mengarungi samudra luas, dan kau tentu mehahami bahwa bahtera itu berlayar diatas air laut. Ada percikan di sana, ada riak di sana, ada debur di sana, ada gemuruh di sana, ada gelombang di sana, tetapi juga ada teduh…..




Wahai Istriku….

Engkau memahami bahwa langit tidak selalu biru, tidak selalu menghembuskan angin spoi –spoi yang disambut senyum mentari. Namun adakalanya ia tidak bersahabat. Ada mendung di sana, ada hujan di sana, ada kilat di sana, ada petir di sana, ada guntur di sana, ada halilintar di sana, ada badai di sana, tetapi juga ada cerah……




Setelah kita sama – sama memahami itu, tentu kau tahu wahai istriku, kita sedang menumpang bahtera yang sudah mulai melaju. Bahtera yang masih teramat baru, dan kau sudah tahu namanya kan?, bahwa bahtera itu bernama RUMAH TANGGA. Kita tidak mengharap terpaan gelombang, - memang-, namun kau tahu bagaimana karakter laut. kita juga tidak menginginkan adanya mendung dan petir, tetapi kau juga sudah faham bagaimana karakter langit. Pun kita juga tidak mendamba angin kencang apalagi badai, namun kau tentu memahami karakter udara. Istriku, walaupun kita tidak menginginkan semuanya itu, mari kita sama-sama belajar untuk mengantisipasi. Kita jaga bahtera ini mulai dari sekarang.




Wahai istriku…..

Angin dan badai itu adalah cobaan dalam perjalanan bahtera rumah tangga, wujudnya kadang berupa pertengkaran, kadang kecemburuan, kadang perselisihan, kadang fitnah, kadang perdebatan, kadang saling mendiamkan, kadang menipisnya kepercayaan, atau kadang tak sejalan. Hal itu, – kata orang - lumrah dalam bahtera rumah tangga, asal tidak selalu begitu, saling mengerti dan saling memaafkan. Orang bijak berkata: “Apabila dalam liku berumah tangga terdapat lembah duka, itu bumbunya cinta. Berduka dalam biduk rumah tangga, walau sakit terasa, itu garamnya cinta. Yang menambah nambah kasih sayang, yang menambah nambah kerinduan, yang menambah nambah keindahan, yang menambah nambah kemesraan”. Maka kesabaran, kerendah hatian, kelemah lembutan, berlapang dada, saling memahami dan saling memaafkan, adalah kunci utama untuk menjaga ikatan suci pernikahan ini.

Wahai Istriku….




Kau pernah membaca kitab kan?, - mungkin saat masih di pesantren dahulu-, bahwa di dalam setiap rumah yang di situ ada ikatan sah suami istri, pasti ada setan bernama “Dasim” yang mendekam di dalamnya. Itulah salah satu nama syetan dari sekian banyak anak buah iblis yang sengaja diutus olehnya untuk membuat makar di dalam rumah tangga. Iblis menyuruhnya agar di rumah tangga itu terjadi pertengkaran, percekcokan, perselisihan, perdebatan, bahkan mungkin saling mendiamkan, dan pada puncaknya adalah – na’udzubillah-, perceraiaan. Maka tatkala “Dasim” berhasil memisahkan suami istri itu, ia akan mendapat piala citra dari komandannya yang bernama Iblis, berupa kedudukan tinggi semacam “naik pangkat”. Begitulah penjelasan dalam sebuah riwayat.




Wahai istriku, mari kita sama-sama ber-‘azzam, untuk satukan tekat, dengan bekal iman, taqwa, dan tawakkal ‘alallah untuk membuat “Dasim” menangis tersedu – sedu di rumah kita, jangan biarkan ia memiliki celah sedikitpun untuk menipu daya kita. Sesuai dengan janji-Nya –“ Inna kaidasyaitona kana dzo’ifa”-, sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah, dengan pertolongan Allah kita akan menang melawannya.




Wahai istriku…..

Kebahagiaan hakiki dalam pernikahan itu bukan pada menggunungnya harta yang kita kumpulkan, atau kelapangan hidup yang selalu kita dapatkan. Apabila ternyata semua itu hanyalah “istij-rat” dari Allah atas segala kelalaian kita akan kampung halaman abadi yang Dia janjikan, maka kemewahan itu tidaklah berguna. Bila semua itu menjadikan kita hamba ketenaran, yang berlomba dalam kemewahan, tak peduli lagi mana halal mana haram, hingga tibanya hari yang dijanjikan, itulah kebangkrutan yang nyata. maka pada hari kiamat para kekasih saling mengingkari, suami isteri yang di dunia dulu seperti putri dan pangeran, kini mereka bermusuhan dan saling menyalahkan, sebab mereka dahulu tidak saling melarang dalam keburukan. “Al akhilla u yaumaidzin ba’duhum liba’din ‘aduw, illalmuttaqun” (para kekasih dan teman setia di hari itu menjadi musuh bebuyutan, kecuali orang-orang yang bertaqwa). “Wanasuqul mujrimina ila jahannama wirda” (dihari itu Aku menggiring para pendosa menuju jahannam dalam keadaan meronta kehausan). Adakah kerugian yang lebih perih dibandingkan dengan digiringnya manusia ke dalam neraka…?, na’udzubillah.




Wahai Istriku….

Kebahagiaan hakiki dalam pernikahan itu ada pada barakahnya rezeki yang kita terima, serta diberikannya kita petunjuk dalam keimanan, ketakwaan, dan ketaatan, hingga tibanya ajal kita. Maka pada hari kiamat nanti para kekasih saling dipertemukan, karena seorang kekasih akan bersama lagi dengan yang dikasihinya, seorang isteri akan kembali bersama suami yang dicintainya, sebab mereka dahulu saling bersabar dalam melakukan kebaikan. “Yauma nahsyurul muttaqina ilarrohmani wafda”( dihari itu Aku ‘menyambut’ orang-orang yang bertaqwa sebagai tamu kehormatan, mendatangi surga dengan berkendaraan). Adakah keuntungan yang lebih indah dari diucapkannya “salam” yang mengiringi kita bersama orang-orang yang kita cintai utuk masuk ke dalam surga-Nya…?, “Dzalika huwal fauzul ‘adzim” ( itulah kesuksesan yang sesungguhnya).




Wahai Istriku….

Pernikahan itu bukanlah sebuah pertemuan antara Malaikat dan Bidadari, melainkan pertemuan antara seorang Adam dan seorang Hawa yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itulah mereka saling melengkapi. Maka aku menyadari dengan sepenuhnya, bahwa aku tidak ingin menuntut terlalu tinggi pada engkau, karena justru aku sendirilah yang akan tersentak atas kekurangan diriku. Aku sadar, bahwa aku bukanlah Muhammad yang begitu sempurna keimanannya, aku juga bukan Ali yang begitu adil dan bijaksana dalam keluarga…




Wahai Istriku…

Engkaupun tentunya juga tidak menuntut terlalu tinggi pada sang suami, sebab justru engkau sendirilah yang akan tersentak atas kelemahan diri. Karena kau juga akan sadar, bahwa kau bukan Khadijah yang begitu sempurna dalam menjaga, dan bukan pula Fathimah yang begitu setia dalam sengsara. Aku tidak mendamba isteri sehebat Khadijah, karena aku tak semulia Rasulullah. Aku juga tidak mencari istri secantik Bilqis, karena aku tak sehebat Sulaiman.

Istriku, kau juga punya fikiran yang sama kan ?, bahwa kau tidak mengharap suami setampan Yusuf, karena kau tak setulus Zulaikha, kau juga tidak mencari suami seteguh Ibrahim, karena kau juga tak setabah Hajar dan Sarah. Kita ini hanyalah lelaki dan perempuan akhir zaman, yang ingin saling memperbaiki diri untuk belajar menjadi pria dan wanita yang shalih dan shalihah, bersama membangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Smile please……




Dariku, Suamimu….










Author: Unknown
•04.38

  1. Lentera Menata Hati


    Bismillahir-Rahmanir-Rahim .....

    Sungguh apa yang telah terlintas dalam hatiku, mungkin permintaan maaf tak akan mampu menebus kesalahanku, namun demi melihat senyuman itu mengembang aku terlempar ke dalam lubang rasa bersalah yang terdalam, wahai istriku, betapa kemuliaan akhlakmu telah memukau diriku.


    Entah mengapa saat itu aku tidak mampu menguasai amarahku, mungkin ada sebagian kata-kataku yang mampu menyakiti hatimu, kadang aku khilaf mencela dirimu, kadang ada saat aku ingin menyakiti dirimu. Namun diam-mu membuat diriku pun terdiam, tanpa sepatah kata pun engkau duduk di hadapanku dan menunduk, sesekali engkau menatapku dengan pancaran kasih sayang yang tulus. Wahai istriku, apa yang telah menguasai hatiku?


    Dengan sabar engkau menerima setiap kata-kata yang aku ucapkan, tidak tersirat sedikitpun kebencian di wajahmu terhadap diriku, betapa gelas-gelas kaca ini begitu mudah rapuh, retak dan pecah jika engkau tak bersabar merawatnya. Mungkin tak pernah aku menyadari engkau telah merawatnya dengan hati yang tabah dan penuh kesabaran, namun aku melihat betapa saat itu aku merasa kecil dan tak berarti dihadapanmu…


    Diam-mu telah meredakan amarahku, lidah ini tercekat melihat kesabaranmu untuk duduk, diam dan menerima segala apa yang aku ucapkan, semoga Allah Ta’ala memberkahimu wahai istriku, betapa diam itu telah menjadi sebuah pedang yang tajam menusuk tepat pada keangkuhanku, menghancurkan amarah ini dan membuat dirimu semakin berarti bagiku.

    Setelah aku terdiam engkau pegang tanganku dengan kelembutan sifat wanitamu, dengan teduk engkau menatap mataku dan suaramu menenangkan hatiku, “Wahai suamiku, maafkanlah aku atas segala kesalahanku, aku hanyalah wanita lemah yang kadang salah dan selalu memohon ampunan-Nya, maka maafkanlah aku karena Allah Ta’ala, sebagaimana engkau mencintai aku karena Allah Ta’ala.”


    “Wahai suamiku, api amarah itu berasal dari syaithan, maka padamkanlah dengan wudhu, engkau lebih mengetahuinya daripada aku, maka duduklah sejenak dan perkenankan aku menyiapkan air wudhu untukmu..!”

    A’udzu billahi minasy syaithaanir rajiim, apa yang telah aku lakukan kepadamu wahai istriku, mengapa aku terlena dengan bujukan syaithan? Bukankah engkau telah berusaha sebaik mungkin mentaati aku dengan segala kemampuanmu, air mataku menetes demi melihat kebodohanku, tak mampu lagi aku mengangkat wajahku, betapa malunya diri ini di hadapanmu.

    Dan saat kau datang membawa air wudhu itu, senyummu mengembang seindah pertama kali aku melihatmu, tidak tampak sedikitpun kau ingin membalas celaan yang tadi aku lontarkan, mungkin engkau menahannya dengan begitu baik dalam dirimu, lalu kenapa aku tidak mampu melakukannya sebaik dirimu?


    Engkau letakkan air wudhu itu dihadapanku, dan kau genggam erat tanganku yang gemetar, dengan kelembutan kasihmu kau usap air mata ini. Wahai istriku, betapa kelembutan dirimu dan kemuliaan akhlakmu membenamkan amarah ini. Wahai istriku maafkanlah kekhilafan yang telah aku lakukan dengan dholim kepadamu.

    Adzan telah berkumandang, sirna sudah segala amarah dalam diri, seakan tak pernah terjadi apapun engkau siapkan keperluanku untuk sholat, wahai istriku… betapa aku beruntung telah memilikimu.
Author: Unknown
•04.31
Author: Unknown
•21.24
Author: Unknown
•07.33
Author: Unknown
•05.01


Semakin banyak hal yang kamu kerjakan maka itu menandakan bahwa waktu yang kamu punya tidaklah sia-sia. Waktumu semakin bermanfaat, bukan sebaliknya. Itu pula berarti jika kamu sedang berproses untuk menjadi orang berkapasitas lebih dibandingkan kebanyakan manusia lainnya. Kamu sedang berproses menjadi orang besar. Makanya, jangan takut dengan tugas yang menumpuk, jangan khawatir dengan banyaknya aktivitas, beranilah menjadi orang sibuk karena orang besar adalah orang yang terbiasa dengan kesibukan. Kesibukan dan banyaknya aktivitas itu akan membuatmu semakin tertempa, tumbuh, dan berkembang.  Manfaatnya mungkin belum akan dirasakan sekarang, tapi suatu saat nanti proses itu akan mengantarkanmu pada titik tertinggi. Berakit-rakit Kehulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

Fase setelah kuliah adalah masa yang sangat berbeda dibandingkan ketika kita masih kuliah. Setelah kita memasuki dunia kerja, kita akan dituntut untuk bekerja berdasarkan standar-standar tertentu yang harus dipenuhi. Dulu saat kuliah, mungkin kita masih bisa berkompromi dengan tuntutan standar-standar itu, tapi ketika berada didunia kerja atau masyarakat sosial yang nyata kita tidak bisa lagi berkompromi. Jika kita berkompromi sedikit saja dan menurunkan tuntutan standar dengan berbagai alasan, maka orang tidak akan lagi percaya kepada kita. Padahal faktor penting dalam masyarakat dan karir adalah trust (kepercayaan). Jika sudah tidak ada lagi kepercayaan, maka dapat dipastikan karir baik didunia kerja maupun masyarakat telah habis.


Dalam membangun kepercayaan itu, dibutuhkan kompetensi atau kemampuan atau kapasitas diri. Orang akan mempercayai kita karena memang kita layak dipercayai. Layak atau tidaknya kita dipercaya orang itulah yang disebut sebagai kompetensi. Kita harus berkompeten agar orang percaya kepada kita. Menjadi orang yang berkompeten tidaklah semudah membalik telapak tangan. Butuh tempaan yang berat dan proses yang panjang.

Training, tugas, test, penilaian, tanggung jawab, serta banyak lagi hal yang akan membuat kita menjadi semakin sibuk harus dimaknai sebagai proses belajar. Proses belajar itu akan menempa kita menjadi pribadi yang lebih berkompeten. Semakin banyak aktivitas kita, semakin sibuklah kita, dengan demikian sebenarnya kita sedang berjalan menuju posisi tinggi, yakni posisi orang-orang berkapasitas besar, dan tentu saja dapat dipercaya.

Bersikaplah positif terhadap aktivitas kita yang semakin bertambah karena tanggung jawab dan tugas-tugas. Semua tugas-tugas ini, tanggung jawab ini, dan padatnya jadwal ini justru adalah palu besi yang terus menempa hidup kita. Kita akan semakin kuat karena ditempa. Kita akan semakin tangguh dengan proses belajar ini. Kita sedang meniti hidup di atas jalan yang benar. Jalan yang ujung perjalanannya adalah kebahagiaan.

Meski terkadang terasa berat, karena sebenarnya kita sendiri yang mempunyai batas terlalu rendah tentang makna berat. Semakin konsisten kita melakukannya, maka batas atau limit kemampuan kita akan terus meningkat. Limit kemampuan yang terus meningkat ini lah yang akan membuat kompetensi diri kita terus naik. Kita hanya butuh menaikan batas kemampuan kita saja. Dan itu hanya dapat dilakukan dengan secara baik menyelesaikan tugas, tanggung jawab, dan berbagai kesibukan kita. Nah, sekarang ini kita sedang dalam proses itu.

Sejatinya sekarang ini kita sedang berproses menaikkan batas kemampuan kita hingga suatu ketika tanpa kita sadari ternyata kita bisa melakukan sesuatu yang mungkin secara sadar dulu kita pikir tak mungkin melakukannya. Kompetensi terus naik, kepercayaan terhadap diri kita pun akan naik.

Besi yang terus ditempa dengan kuat didalam api yang sangat panas akan menghasilkan pedang tajam dan berkualitas tinggi. Kayu yang dipahat menggunakan tatah nan tajam akan menghasilkan ukiran indah menawan. Tanah liat baru  bisa menjadi tembikar yang indah hanya sebelumnya di pukul-pukul, dibentuk, dan akhirnya di bakar pada suhu tinggi. Menjadi barang yang cantik, indah, dan menawan selalu bermula dari proses yang tidak mudah. Bukan proses yang lembek dan kompromistis. Begitu juga hidup, manusia tangguh hanya dihasilkan dari proses hidup yang berat., penuh keterbatasan dan perjuangan. Pelaut tangguh lahir dari laut yang berombak ganas. Orang besar lahir dari hasil perjuangan.

Jadi jika sekarang ini proses kehidupan kita terasa tidak mudah, maka di ujung proses itu kita akan menjadi manusia cantik, indah, dan menawan. Kita akan menjadi manusia berkompeten, menjadi manusia berkapasitas besar, dan manusia yang dapat dipercaya. Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan. Kita hanya perlu menikmati setiap jengkal prosesnya dalam perjalanan kehidupan kita. Nikmati saja prosesnya. Ikuti dan belajarlah terus didalamnya.

Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Author: Unknown
•02.32
TIDAK AKAN BERKURANG NILAI KITA
Assalamu'alaikum...

Apa kabar sahabat, semoga iman senantiasa melekat di dalam dada, tersemat dalam hati sanubari.
Catatan kecil dari note akunku, semoga lebih berkah di sini.

Sahabat, tidak usah bersedih ketika sapaan kita tak terbalas, ketika ketulusanmu tak dianggap.

Tak usah risau ketika salam tak terjawab, tidak perlu gelisah ketika cintanya tak sebesar cintamu.

Sahabat, tak perlu merasa terhina di saat kita diremehkan, ketika diabaikan.
Tak perlu bermuram durja ketika persahabatanmu kandas di tengah jalan.

Ketahuilah sahabatku.. Betapun uang yang terkotori oleh lumpur, terlipat, terinjak-injak sampai tak berbentuk akan tetap sama nilainya. Harganya tidak berkurang pada hakekatnya.

Begitupun kita sahabat..
Meskipun kita dihina, dicaci-maki, karena prinsip kebenaran yang kita pegang, tidak akan mengurangi nilai kita. Tidak akan berkurang nilai kita di mata Allah hanya karena fisik yang tidak sempurna.

Hinaan, cercaan malah akan membuat kita lebih kuat dan menjadikan kita lebih memperbaiki diri dari hari ke hari hingga nilai kita bertambah di mata Allah.

Sahabat, ketahuilah. Penilaian Allah yang menjadi harapan, bukan penilaian manusia.
Tetaplah dalam keimanan yang kokoh karena imanlah yang membuat nilai kita semakin meningkat di sisi Allah.

Tetaplah menjadi cahaya yang mampu menerangi lingkungan sekitar.
Tetaplah menjadi pelita ditengah gelapnya dunia.

Tetaplah ditempat perjuanganmu sahabatku..
Terus MERANGKAI KATA untuk menggapai ridha-Nya

Wassalamu'alaikum..
Author: Unknown
•02.27

Author: Unknown
•02.24

  •  
    dalam angan ku yang terbuang
    mengetuk pilu rasa sakit dalam kalbu
    memecah mimpi yang takkan mendi nyata
    menghujam khayal yang tak pernah tercapai

    menutup kalbu dalam belenggu
    menutup hati dengan materi
    terbias dan terpacar dari wajah
    wajah yang penuh angkuh dan ke sombongan
    tersirat dalam kata
    terlihat dalam langkah kaki
    langkah yang angkuh dan penuh kesombongan

    yang tak pernah peduli akan lara duka di hati
    yang tak pernah peduli akan perih ketir nya jwa
    jiwa yang merana karna hati yang kecewa.... ( ; , ; )
Author: Unknown
•02.23

  •  Mungkin ku masih angkuh
    Berdiri diatas rayuan
    Dan pujian yang mengangkatku…meninggikanku
    Hanya untukku menulis waktu yang terbuang
    Deras telah meninggalkanku

    Pernah kuberharap
    Mungkin hanya aku yang bisa
    Mungkin hanya diriku
    Memang angkuhku
    Untuk terbangkan anganku jauh

    Takkan pernah ada yang tahu
    Walaupun itu kau menilaiku
    Masih tersimpan hanya kebiasaan
    Takkan pernah hilang
    Terpisah… dan berubah

    Hanya angkuhku
    Masih mencoba memujiku
    Mengangkatku … dan meninggikanku
    Selalu terbangkan anganku jauh
    Tiada perduli kan terjatuh

    Selalu menjadi inginku
    Bersamaku jadi senyumku
    Melupakan saat ku terluka membisu
    Meninggalkan semua yang telah berhenti menangis
    Hanyalah angkuhku
    Membawaku raih keingin
Author: Unknown
•02.13

  •  
     Mungkin ku masih angkuh
    Berdiri diatas rayuan
    Dan pujian yang mengangkatku…meninggikanku
    Hanya untukku menulis waktu yang terbuang
    Deras telah meninggalkanku

    Pernah kuberharap
    Mungkin hanya aku yang bisa
    Mungkin hanya diriku
    Memang angkuhku
    Untuk terbangkan anganku jauh

    Takkan pernah ada yang tahu
    Walaupun itu kau menilaiku
    Masih tersimpan hanya kebiasaan
    Takkan pernah hilang
    Terpisah… dan berubah

    Hanya angkuhku
    Masih mencoba memujiku
    Mengangkatku … dan meninggikanku
    Selalu terbangkan anganku jauh
    Tiada perduli kan terjatuh

    Selalu menjadi inginku
    Bersamaku jadi senyumku
    Melupakan saat ku terluka membisu
    Meninggalkan semua yang telah berhenti menangis
    Hanyalah angkuhku
    Membawaku raih keingin
Author: Unknown
•02.11
Author: Unknown
•02.09

Free Automatic Backlinks Exchanges

Ingin Link anda nonggol disini silahkan copy paste link LENTERA HATI MENATA HATI Link Exchange/Tukar Link. dibawah ini ke blog anda setelah itu klik linkLENTERA HATI MENATA HATI dari blog anda dan lihat hasilnya link anda otomatis nempel disini selamanya

Top Ereferrer

Backlink Site

Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia. CHANNEL---TV---DESA PATIKRAJA Desa Patikraja.Aminah Setiyaningrum Form Link Exchange/Tukar Link.SERIBU KAWANbacklinkgratis4ufreebanner4uSERIBU KAWANbertaubatlahiklanseribuartissexy17freebacklinks4usatriopiningitkatamutiara4usehatwalafiahiniinfo4uFree Automatic Linkiklansahabat2billiontraffic4uiklanwargaechange de liensseribusayangDAHOAM Free Backlinksbloggratiss4usurgalokaSERBA SERBISENI LUKISTEMPLATE GRATISWARGA BISNISAGUS FAUZYUnlimited BacklinkFree Automatic LinkFree Automatic Link4905GOBLOGANEKA VIDEOFree BacklinksBacklink ExchangeCalendario BiblicoFree Automatic LinkDie Gute SaatFree Automatic LinkFree Automatic LinkFECEBLOG 4UIFree Automatic LinksangrajamayaIntercambio de enlacessurgawebEnlaces GratisFree Automatic LinkFree Automatic LinkFree Automatic LinkbabulfatahFree Automatic Elvira Linksbacklinkgratis4uFree Automatic LinkFree Automatic LinkBUSANA MUSLIMFree BacklinksUnlimited Backlink ExchangeseribukatamutiaraUnlimited Backlink ExchangeTradiciones Peruanas de Ricardo PalmaAutomatic Backlink ExchangeFree Automatic LinkPlugboard Free Backlink ExchangeMariachi Backlink ExchangeWeb Link ExchangemajelisrasulullahText Backlink ExchangesLinkon Bedava - Free BacklinkText Back Links Exchangebedava - Free Backlink - www.linkdevi.comText Back Links Exchangesbedava - Free Backlink - www.v8link.com