Free Automatic Backlink

Free Automatic Backlink for Blog and Website This is a free, fast, and simple immediate automatic backlinks for optimizing your web page on search engines result. Welcome to Backlink Lists | Free Automatic backlinks Exchanges a free automatic backlinks generator service, free auto backlinks this website offer free auto backlinks service for blogger or web owner who want to get instant backlink for their blog or websites. We know how important is SEO to increase traffic, pagerank, and alexa rank.
LENTERA HATI MENATA HATI Link Exchange/Tukar Link.

Author: Unknown
•17.40
Kupinang Kau dengan Basmalah, Kucerai Kau dengan Hamdalah

Mudahnya bilang cinta…
Hanya karena suka…
Tak terasa terlena….
Banyak hati kecewa…

Sepenggal lagu dari Dewi Yull (eh ternyata Andi Meriem) ini bila tak dilanjutkan ke bait berikutnya agak kontekstual dengan apa yang ingin saya tulis kali ini. Tentang orang-orang yang begitu mudahnya memutuskan untuk menikah, semudah memutuskan untuk bercerai.

Tentu semua yang terjadi, termasuk pernikahan dan mungkin perceraian, adalah kehendak-Nya. Namun pada satu sisi, semua juga terjadi berdasarkan hukum kausal. Ada sebab musababnya hingga kemudian itu semua terjadi.

Saya punya kerabat. Dia menikah setelah 7 atau 8 tahun berpacaran. Semua yang menyangkut pesta pernikahan dipersiapkan dengan matang. Gedung, mas kawin, seserahan, undangan, seragam untuk keluarga, among tamu dan lain sebagainya. Hingga kerabat saya ini menyewa jasa wedding organizer demi memastikan jalannya pernikahan itu sempurna. Pernikahan pun berlangsung lancar.

Mas kawin pun bukan yang biasanya diterapkan orang-orang. Bila orang Islam biasanya memberikan mas kawin berupa Alquran dan alat perlengkapan salat, dengan tujuan agar Alquran menjadi pegangan hidup dan salat tak pernah ditinggalkan, sehingga akan ikut menjaga akhlak, kerabat saya ini memberikan mas kawin yang cukup unik dan spesial: sebuah buku/novel berjudul “Kupinang Kau dengan Basmalah”. Belakangan setahu saya buku ini diadaptasi dalam bentuk sinetron di layar gelas dengan judul sama.

Namun lamanya pacaran, persiapan pesta yang matang, mas kawin yang unik, ternyata bukan jaminan untuk langgengnya pernikahan. Belum genap setahun menikah, pasangan kerabat saya itu sudah tidak “berkumpul” alias pisah ranjang. Mereka dikaruniai satu anak. Namun keberadaan anak semata wayang itu pun tak menjadi alasan keduanya untuk tunduk pada ikatan pernikahan. Ego pribadi tetap mendominasi. Mereka pun menempuh perbuatan yang walau halal namun dibenci Tuhan: BERCERAI. Perceraian secara resmi terjadi di tahun ke-4 pernikahan.

Anak mereka yang baru 3 tahun itu pun menjadi korban perceraian yang tak bisa dihindarkan. Maka mas kawin berupa novel “Kupinang Kau dengan Basmalah” akhirnya layak diganti judulnya dengan “Kucerai Kau dengan Hamdalah”.

Singkat cerita, belum setahun berselang semenjak perceraian, pasangan yang sudah bercerai ini menemukan pasangan pengganti masing-masing. Mereka sudah sama-sama menikah sekarang. Sekali lagi saya melihat persiapan pesta pernikahan yang begitu terencana. Dari gedung, baju pengantin, cincin kawin, seragam among tamu, seserahan dipersiapakn secara matang. Bahkan kerabat saya ini sebelum ijab kabul “terpaksa” membeli mobil dan perabotan rumah tangga yang semuanya baru, karena pasangan barunya mensyaratkan hal tersebut. Dia tak mau menyentuh apapun yang pernah disentuh mantan pasangan kerabat saya.

Malah yang saya lihat, persiapan pernikahan kedua ini lebih heboh. Bila pada pernikahan yang pertama dulu cukup 2 kali yaitu sekali ijab kabul dan langsung walimah di tempat pengantin putri serta sekali di tempat pengantin laki-laki, kini pestanya berlangsung 4 kali. Pesta midodareni di rumah pengantin puteri, lalu ijab kabul di sebuah masjid terkemuka yang dipaskan dengan hari ulang tahun pengantin perempuan, dengan mas kawin berupa perhiasan yang takaran beratnya juga merupakan simbol tanggal-bulan-tahun pernikahan. Kemudian pesta resepsi besar-besaran yang berlangsung 2 bulan kemudian, dan pesta ngundhuh mantu di tempat pengantin laki-laki.

Yang bikin hati saya perih, anak dari kerabat saya itu saat pesta “disembunyikan”, karena pengantinnya takut si anak yang masih Balita mengganggu pesta pernikahan. Sementara bukan sekali-dua kali saya melihat pesta-pesta pernikahan para janda dan duda beranak, anak mereka ada di tengah-tengah pesta. Mereka tidak jaim, dan keberadaan anak di pesta pernikahan terlihat alami, tidak menganggu. Kalaupun itu terjadi, ya wajarlah karena masih anak-anak.

Saya kira patut disayangkan ketika pasangan menikah lebih mementingkan persiapan agar pesta pernikahan agar berlangsung sempurna, serta hal-hal yang bersifat simbolis lainnya. Namun di lain pihak mereka malah melupakan esensi pernikahan itu sendiri, yaitu persiapan mentalitas. Menikah itu bukan sekadar masalah pesta, lalu selesai.

Setelah pesta usai, dan tamu undangan pulang, riasan pengantin akan dihapus. Dekorasi dibongkar. Baju pengantin ditanggalkan. Undangan yang dilengkapi foto narsis pre wedding sudah kedaluwarsa. Sebagai gantinya, mereka akan mengarungi hidup bersama, menyatukan dua kepala, dua hati yang berarti dua ego yang berbeda. Menikah adalah menyatukan perbedaan. Menikah adalah saling menerima, bukan hanya menerima kelebihan, namun juga kelemahan pasangan. Bila pasangan punya anak, anak harus diterima dan diperlakukan seperti anak sendiri. Apakah mereka siap?

Bila belum-belum anak sudah “disembunyikan” karena jaim ditambah kekhawatiran akan mengganggu, saya tidak berani menjamin apakah si mungil itu tidak akan diperlakukan sebagai pengganggu di hari-hari berikutnya? Sungguh malang nasib si anak.

Melalui postingan ini saya hanya ingin mengingatkan, bahwa persiapan mentalitas sebaiknya diutamakan dalam pernikahan. Lebih baik melangsungkan pesta yang sederhana, namun menjalani pernikahan dengan dengan sempurna. Daripada mempersiapkan pesta yang sempurna, lalu menjalani pernikahan ala kadarnya.

Membuat pesta pernikahan yang heboh tentu tak ada salahnya. Merencanakan pesta yang sempurna adalah keinginan setiap pengantin. Namun sebaiknya itu semua diiringi dengan kesiapan hati dan jiwa untuk menjalani dan menjaga pernikahan tetap langgeng, hingga ajal menjemput. Caranya?

- Mampu meredam ego masing-masing. Menjadikan kepentingan salah satu menjadi kepentingan bersama. Tak ada lagi saya dan kamu, kini adanya: “kita” dan “kami”.

- Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan.

- Merangkul keluarga pasangan dan memperlakukannya seperti keluarga sendiri.

- Mencintai anak pasangan (bila ada) sebagaimana mencintai anak sendiri.

- Ketika ada masalah, selalu mengingat kenapa dulu memutuskan untuk menikah, dan bukan sibuk mencari-cari alasan untuk bercerai.

Ada lagi satu tips yang berdasaran pengalaman saya pribadi selama mengarungi pernikahan.

- Bila ada masalah, cara untuk meredamnya adalah DIAM untuk sementara . Untuk beberapa waktu kami memilih diam. Ternyata waktu adalah obat yang baik untuk me-recovery emosi yang tak stabil.

- Jangan pulang dan melibatkan orangtua dalam masalah. Sekali melibatkan orangtua, tentu orangtua akan berpihak pada kita. Orangtua tak akan bisa bersikap netral. Tanpa menyelami apa yang sebenarnya terjadi, tentu semua orangtua akan membela kepentingan anaknya. Melibatkan orangtua dalam masalah kita akan memperunyam keadaan.
Berapa banyak kita saksikan para public figur yang menikah hanya seumur jagung. Padahal pernikahan itu dipersiapkan dengan penuh kemewahan, dan heboh sebagaimana laporan infotainment. Begitu mudah menikah. Begitu mudah pula bercerai. Semoga kita tidak seperti itu. Kalaupun perceraian terjadi, semoga menjadi pelajaran berharga, dan pasangan-pasangan itu memperbaiki diri, mengoreksi kesalahan di masa lampau, untuk merenda hari esok yang lebih baik.
|
This entry was posted on 17.40 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar:

Free Automatic Backlinks Exchanges

Ingin Link anda nonggol disini silahkan copy paste link LENTERA HATI MENATA HATI Link Exchange/Tukar Link. dibawah ini ke blog anda setelah itu klik linkLENTERA HATI MENATA HATI dari blog anda dan lihat hasilnya link anda otomatis nempel disini selamanya

Top Ereferrer

Backlink Site

Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia. CHANNEL---TV---DESA PATIKRAJA Desa Patikraja.Aminah Setiyaningrum Form Link Exchange/Tukar Link.SERIBU KAWANbacklinkgratis4ufreebanner4uSERIBU KAWANbertaubatlahiklanseribuartissexy17freebacklinks4usatriopiningitkatamutiara4usehatwalafiahiniinfo4uFree Automatic Linkiklansahabat2billiontraffic4uiklanwargaechange de liensseribusayangDAHOAM Free Backlinksbloggratiss4usurgalokaSERBA SERBISENI LUKISTEMPLATE GRATISWARGA BISNISAGUS FAUZYUnlimited BacklinkFree Automatic LinkFree Automatic Link4905GOBLOGANEKA VIDEOFree BacklinksBacklink ExchangeCalendario BiblicoFree Automatic LinkDie Gute SaatFree Automatic LinkFree Automatic LinkFECEBLOG 4UIFree Automatic LinksangrajamayaIntercambio de enlacessurgawebEnlaces GratisFree Automatic LinkFree Automatic LinkFree Automatic LinkbabulfatahFree Automatic Elvira Linksbacklinkgratis4uFree Automatic LinkFree Automatic LinkBUSANA MUSLIMFree BacklinksUnlimited Backlink ExchangeseribukatamutiaraUnlimited Backlink ExchangeTradiciones Peruanas de Ricardo PalmaAutomatic Backlink ExchangeFree Automatic LinkPlugboard Free Backlink ExchangeMariachi Backlink ExchangeWeb Link ExchangemajelisrasulullahText Backlink ExchangesLinkon Bedava - Free BacklinkText Back Links Exchangebedava - Free Backlink - www.linkdevi.comText Back Links Exchangesbedava - Free Backlink - www.v8link.com